Data perusahaan merupakan hal penting yang perlu dijaga keamanannya dengan baik. Apalagi data-data tersebut menjadi kunci dari jalannya suatu perusahaan atau bisnis. Terkadang memang perusahaan sudah mengantisipasi dengan menyimpan data pada cloud, tetapi apakah hal tersebut sudah cukup? Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada data tersebut, Anda perlu melakukan pemulihan bencana untuk pengguna Cloud.
Daftar Isi
Pemulihan Bencana Data PerusahaanÂ
Bencana memang bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksikan sebelumnya, belum lagi dengan berbagai kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut, tentu akan sangat mengganggu keberlangsungan bisnis Anda.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bisnis, tentu Anda berusaha sebisa mungkin agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau setidaknya meminimalkan kerugian akibat adanya bencana ini. Namun, antisipasi yang kurang matang ternyata tidak terlalu membantu, karena Anda masih harus mengalami kerugian yang cukup besar.
Maka dari itu, sebagai pengguna cloud Anda perlu melakukan tindakan cloud disaster recovery yakni pencegahan atau pemulihan bencana sedini mungkin. Cloud disaster recovery merupakan metode yang digunakan untuk mencadangkan dan mengamankan data-data penting milik perusahaan.
Jadi meskipun pusat data perusahaan Anda tidak berfungsi karena terjadi bencana, Anda tidak perlu khawatir karena semua data bisa dipulihkan sesegera mungkin. Bencana yang terjadi pada data perusahaan tentunya sangat beragam, bisa karena kelalaian manusia (human error), sistem yang tidak berfungsi dengan baik, atau bisa juga karena terjadi bencana alam yang merusak sistem seperti gempa bumi, banjir, dan lainnya.
Pemulihan Bencana untuk Pengguna Cloud
Pemulihan bisnis harus menjadi langkah antisipasi yang dilakukan oleh semua perusahaan. Agar proses pemulihan bencana ini bisa berjalan dengan maksimal, ada beberapa strategi yang bisa Anda gunakan, diantaranya adalah
-
Evaluasi aset dan infrastruktur
Aset dan infrastruktur menjadi bagian penting dalam menyokong penyimpanan data. Keduanya harus dibuat secara terperinci termasuk juga jenis dan ukuran data yang tersimpan. Nantinya, hasil laporan yang didapatkan bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksi kerusakan yang terjadi dan jumlah data yang bisa diselamatkan.
-
Menentukan parameter risiko akibat bencana
Anda juga perlu menentukan parameter risiko akibat bencana berupa Recovery Time Objective dan Recovery Point Objective.
-
Merancang rencana pemulihan bencana
Kemudian lakukan rencana pemulihan bencana atau Disaster Recovery Center pada sistem data sekunder. Hal ini dilakukan karena pemulihan bencana saja belum cukup untuk mengamankan data perusahaan.
-
Menguji rencana pemulihan bencana
Bencana bisa datang kapanpun secara tiba-tiba, maka dari itu Anda perlu melakukan pengujian rencana pemulihan bencana terlebih dahulu. Pengujian ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui efektivitas dari rencana yang dibuat.
-
Menggunakan jasa penyedia cloud terpercayaÂ
Strategi terakhir yakni Anda perlu menggunakan jasa penyedia cloud yang sudah berpengalaman dan terpercaya seperti https://convergence.id/drc/.
Pemulihan bencana untuk pengguna Cloud memang perlu melakukan beberapa strategi agar keamanan data bisa terjamin dengan baik.