Ketika menjalankan bisnis di era digital, Anda akan membutuhkan data penting untuk berbagai kebutuhan. Data yang dimaksud biasanya adalah informasi dari konsumen dan perilaku mereka di platform online seperti media sosial dan website. Jika Anda termasuk pebisnis yang mengandalkan data dalam operasional, sudahkan Anda mempersiapkan Disaster Recovery Center (DRC)?
Mempelajari cara kerja hingga fungsi DRC membantu Anda menyelamatkan data maupun peralatan dari kerusakan dan kerugian. Apalagi akibat bencana alam seperti banjir, gempa bumi, hingga gunung meletus sering kali sulit diprediksi.
Seberapa besar pentingnya Disaster Recovery Center terhadap bisnis? Apa yang membedakannya dari Data Center atau pusat data?
Daftar Isi
Disaster Recovery Center (DRC) dan fungsinya
Secara garis besar, DRC merupakan tempat terpusat yang ditujukan untuk menempatkan sistem, perangkat komputer, aplikasi, hingga data cadangan sebagai bentuk pencegahan dari dampak atau risiko bencana. Tanpa DRC, Anda akan kesulitan memulihkan data penting dan membuat kegiatan operasional terhenti sementara.
Sudah ada banyak lembaga dan organisasi besar yang memakai DRC. Hal ini tak terlepas dari fungsinya untuk menekan risiko kerugian, baik secara finansial maupun non finansial. Penggunaan DRC pun berhubungan dengan manfaat perencanaan kontinuitas bisnis (business continuity). Pasalnya, Anda akan terhindar dari kekacauan yang mengancam kelangsungan bisnis.
Fungsi lainnya dari DRC adalah meningkatkan rasa nyaman dan aman di antara para karyawan, pelanggan, maupun klien (supplier sampai investor). Mereka tahu Anda mampu memulihkan kegiatan usaha dengan cepat tanpa mengganggu operasional.
Regulasi dan dasar hukum Disaster Recovery Center di Indonesia
DRC sebagai bagian dari manajemen pemulihan bencana sudah diatur keberadaannya sesuai regulasi dan dasar hukum di Indonesia. Anda dapat mengecek regulasinya pada sektor perbankan dan financial technology (fintech) yang tertuang dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau POJK Nomor 77/POJK.01/2016 pada pasal 25 ayat 2.
Pada poin tersebut dijelaskan, pengadaan pusat pemulihan bencana seperti DRC beserta data cadangannya harus berada di Indonesia. Kemudian, POJK Nomor 4/POJK.05/2021 membahas hal-hal yang berkaitan dengan manajemen risiko dengan teknologi informasi yang dilakukan lembaga-lembaga jasa keuangan non bank.
Baca Juga: Peran BPO Meningkatkan Syarat Kepatuhan dan Peraturan
Selain POJK, ada Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 perihal Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE pasal 40 ayat 1 yang membahas jaminan keamanan SPBE yang meliputi keutuhan, kerahasiaan, keaslian, hingga kenirsangkalan sumber daya. Dalam hal ini, sumber daya yang dimaksud adalah data, infrastruktur, dan aplikasi SPBE. Penjaminan pun dilakukan melalui pengadaan data cadangan serta pemulihan.
Alasan pengadaan Disaster Recovery Center dalam bisnis
Bukan tanpa alasan DRC digunakan dalam proses pemulihan bencana. Ketika menjalankan bisnis atau usaha, DRC akan memberikan sejumlah benefit seperti:
1. Mengantisipasi human error
Meski teknologi semakin mendominasi kegiatan bisnis, bukan berarti tenaga manusia terlupakan. Justru keberadaan karyawan yang akan menentukan efektivitas dan efisiensi pemakaian teknologi. Akan tetapi, manusia juga tak luput dari kesalahan. Human error yang terjadi selama kegiatan operasional pun dapat berdampak buruk pada sejumlah hal, termasuk penyimpanan data.
Oleh karena itu Disaster Recovery Center atau DRC diperlukan. Pasalnya, DCR memungkinkan Anda memulihkan data yang rusak atau hilang dalam waktu cepat.
2. Mewaspadai kegagalan mesin atau hardware
Apakah bisnis atau usaha yang Anda jalankan bergantung pada pemakaian perangkat komputer? Jika jawabannya ya, maka pengadaan DRC bersifat urgen. Perangkat seperti laptop dan PC, bahkan sistem cloud, umumnya mengalami dampak serius saat terkena bencana tak terduga. Untuk itu, Anda harus menyiapkan DRC sedini mungkin.
Bukan hanya karena bencana alam, kadang mesin atau hardware yang jarang dirawat akan menimbulkan kerusakan tak terduga. Tanpa implementasi DRC, data yang tersimpan pasti hilang.
3. Menjadi solusi bagi pelaku usaha kecil
DRC merupakan salah satu solusi pemulihan bencana untuk usaha kecil, terutama di bidang digital. Anda yang masih mempunyai bujet terbatas tentu akan mengalami kerugian besar saat data yang diperlukan untuk mengembangkan usaha hilang akibat bencana. Akibatnya, Anda harus memulai dari awal atau bahkan tak bisa meneruskannya.
Sekarang, sudah ada banyak DRC yang menawarkan layanan terjangkau bagi pebisnis pemula. Anda tinggal sesuaikan layanannya dengan usaha yang tengah dirintis.
4. Mengoptimasi layanan untuk pelanggan
Penggunaan teknologi pemulihan bencana yang tepat rupanya berhubungan juga dengan tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Layanan yang baik dan memenuhi ekspektasi dapat Anda wujudkan dengan menyiapkan infrastruktur yang dapat diakses kapan saja. Dalam hal ini memakai DRC menjadi salah satu langkah yang patut diperhitungkan.
Dengan DRC, data-data yang biasanya dipakai untuk melayani pelanggan bisa langsung diakses walau bisnis sempat mengalami masalah atau bencana.
Membedakan Disaster Recovery Center dengan Data Center
Bukan tanpa alasan DCR sering disamakan dengan Data Center, karena keduanya sama-sama berhubungan dengan data. Namun, ada sejumlah poin yang membedakan keduanya, seperti yang dijelaskan berikut ini:
-
Pengertian atau definisi
Seperti yang disinggung, DRC merupakan tempat atau fasilitas untuk pemulihan data dan sistem yang akan menyimpan data sementara waktu. Penggunaannya pun hanya dilakukan saat keadaan darurat, yakni saat bencana berlangsung.
Lain dengan Data Center atau pusat data yang terdiri atas sistem komputasi dan jaringan untuk menyimpan data. Data Center pun berfungsi sebagai tempat penyimpanan utama.
-
Tujuan pemakaian
DRC jelas ditujukan untuk memulihkan data-data yang sempat dialihkan supaya bisa digunakan dalam kegiatan bisnis. Karena sifatnya sementara, semua data yang tersimpan di DRC harus Anda kembalikan ke penyimpanan data saat dampak bencana berhasil ditangani.
Sementara Data Center digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan bisnis. Ke Data Center pula Anda mentransfer data yang dipulihkan di DRC.
-
Pembentukan
Dalam rencana pemulihan bencana, DRC dibentuk untuk kegiatan-kegiatan bersifat sementara. Untuk itu pula lokasi fisiknya temporer. Beberapa penyedia layanan ini pun menggunakan layanan cloud agar pengguna bisa mengakses data di mana dan kapan saja.
Berbeda dengan Data Center yang harus dibangun dalam lokasi permanen. Pasalnya, data-data akan terus digunakan dan harus tersimpan dalam lokasi yang stabil.
-
Lokasi penyimpanan
Menyambung dari poin sebelumnya, DRC mempunyai lokasi penyimpanan lebih fleksibel. Selain cloud, DRC juga memakai off-premises dan co-located outside atau di luar penyimpanan data utama untuk memudahkan strategi pemulihan bencana.
Sementara Data Center biasanya mengandalkan on-premises dan co-located outside. Sebagian besar penyedia layanan pun sudah beralih ke layanan cloud untuk akses yang lebih fleksibel.
Dari penjelasan di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa Disaster Recovery Center mempunyai berbagai peran penting untuk melancarkan bisnis. Semoga informasi ini mendorong Anda untuk melakukan antisipasi untuk hal-hal tak terduga seperti bencana. Jadi, data bisnis yang sudah diolah dan disimpan tetap terjaga baik dalam sistem keamanan yang terjamin.